Ibu Rumah Tangga atau Wanita Karir?
DULU
kalo aku ditanya ini, aku bakalan jawab “ Wanita karirlah, ngapain udah
kuliah tinggi-tinggi kalo ujung-ujungnya cuma di rumah.” Tapi kalo sekarang aku
ngga sepenuhnya setuju sama pernyataan itu. Pertama, tingginya pendidikan bukan
tolak ukur keberhasilan karir seseorang. Banyak yang lulusan SMP, SMA/SMK namun
memiliki karir yang lebih bagus dibandingkan lulusan S1 atau S2. Kayak salah
satu menteri kita yang meskipun lulusan SMP tapi kompeten dalam bidangnya. Sometimes pendidikan support karir seseorang namun ngga jarang
orang justru mengambil karir yang berbeda dengan bidang pendidikan yang
diambilnya. Kedua, kuliah tinggi itu ngga akan percuma karena saat kuliah
itulah kita mendapatkan banyak pengalaman, ilmu, dan pendewasaan diri. Punya
banyak ilmu dan pengalaman itu ngga akan rugi. Kan Allah akan meninggikan
derajat orang-orang yang berilmu.
Bisa
dibilang dulu aku belum se-open
sekarang. Ketemu sama banyak orang, mendengarkan pemikiran-pemikiran mereka tentang
kenapa mereka memilih profesi yang mereka geluti, membuat aku sadar kalo jadi
ibu rumah tangga maupun wanita karir itu ngga ada salahnya. Iya lah siapa si yang
mau nilai bener atau salah? Wkwk. Dua-duanya sama-sama bener, sama-sama baik.
Setiap orang memiliki alasan dan kapasitas yang berbeda-beda. Aku pernah ikut
suatu kajian yang menurut aku unik. Dalam
kajian itu panitia mendatangkan narasumber dua orang ibu yang sama-sama memiliki
pendidikan yang tinggi (kalo ngga salah yang satunya lulusan S3 terus satunya lagi masih
menempuh PhD program) tapi mereka memilih jalan yang beda. Satunya walopun udah
S3 tapi ibu itu milih jadi ibu rumah tangga. Membangun peradaban melalui
keluarga. Satunya lagi memilih sebagai wanita karir, dengan perjuangannya
bersama suami berbagi tugas mengurus anak dan pekerjaan rumah. Semua pilihan
pasti ada konsekuensi. Semua pilihan baik, yang ngga baik adalah saat kita
memilih tapi kita ngga siap sama konsekuensinya.
Aku
ngga suka saat ada sebuah ungkapan atau status di sosmed dari seorang wanita
karir yang merasa lebih dengan merendahkan status ibu rumah tangga, atau
sebaliknya ibu rumah tangga yang merasa paling benar dengan pilihannya dan
menganggap salah wanita karir dengan dalih menelantarkan anak dan dalil-dalil
agama. Semua orang punya condition
yang beda-beda, struggle-nya beda,
dan kapasitasnya juga beda-beda. Who are
you to judge? Keren si liat video ini, tentang gimana ibu rumah tangga dan ibu karir punya kisah perjuangan mereka sendiri-sendiri.
Jadi ibu rumah tangga atau wanita karir ngga perlu diperdebatkan, ngga perlu dinyinyirin, tapi lebih penting saling mendukung dan memfasilitasi satu sama lain untuk sama-sama mengejar impian mereka. Nggak selamanya anak yang ibunya wanita karir jadi anak ngga bener. Begitu juga sebaliknya, ngga semua anak yang setiap hari ditungguin ibunya jadi keren. Mendidik itu dipengaruhi banyak faktor. Penting tugas kita sebagai orang tua memastikan lingkungan yang baik buat anak. Intinya kembali lagi ke gimana usaha dan apa yang ditanam orang tuanya.
Jadi ibu rumah tangga atau wanita karir ngga perlu diperdebatkan, ngga perlu dinyinyirin, tapi lebih penting saling mendukung dan memfasilitasi satu sama lain untuk sama-sama mengejar impian mereka. Nggak selamanya anak yang ibunya wanita karir jadi anak ngga bener. Begitu juga sebaliknya, ngga semua anak yang setiap hari ditungguin ibunya jadi keren. Mendidik itu dipengaruhi banyak faktor. Penting tugas kita sebagai orang tua memastikan lingkungan yang baik buat anak. Intinya kembali lagi ke gimana usaha dan apa yang ditanam orang tuanya.
Aku
dan saudara-saudara kandungku waktu kecil dirawat tetangga, tapi aku ngga
ngerasa tuh kurang perhatian ortu, karena bapak ibuku kerja sama buat tetep
berikan kasih sayang mereka ke aku. Bahkan aku sangat bangga dengan profesi
ibuku. Sewaktu kecil, aku akan malu kalo aku ngga dapet nilai yang bagus atau
peringkat di kelas karena orang tua aku guru. Aku juga terinspirasi dengan
kerja keras orang tuaku, perjalanan mereka menyemangatiku buat kerja keras dan
jangan nyerah. Dengan ibuku kerja, aku juga merasa perekonomian keluargaku
menjadi lebih stabil, bahkan aku bisa mendapatkan pendidikan yang baik sampe S2
full biaya dari ortu.
Begitu
pula aku denger cerita tentang seorang ibu rumah tangga yang bener-bener
mendidik anaknya sendiri dengan homeschooling. Hasilnya spektakuler luar biasa. Ia bisa mendidik dan mengarahkan anak-anaknya
sesuai passion mereka. Mungkin next time
kali ya aku bahas kedua sosok ibu yang menurut aku bisa jadi panutan buat para
ibu-ibu. Mau jadi ibu rumah tangga atau wanita karir? Tentukan, diskusikan sama
suami, dan jalani konsekuensinya sama-sama.
0 comments