Pake Kacamata

by - Desember 10, 2012

Kamis, 8 Nopember 2012. Di hari itu aku mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman yang belum pernah kudapat sebelumnya. Pengalaman pertama berkunjung ke dokter mata. Awalnya takut, tapi bersama ibu membuatku lebih berani.
Kelas satu SMA aku mulai mendapat banyak tugas yang memaksaku berkutat  berjam-jam di depan layar monitor. Tak hanya sejam dua jam. Sehari penuh di depan monitorpun aku pernah merasakannya. Saat itu adalah masa-masa semangatku yang berapi-api. Masa-masa awalku di sebuah sekolah yang aku inginkan. Tugas sekolah dan tugas organisasi yang banyak tak pernah ku keluhkan.
 Efek radiasi laptop sungguh cepat terasa. Kepalaku menjadi sering sakit dan mataku menjadi cepat  lelah. Kadang terbesit pertanyaan “Ada apa dengan mataku?” pertanyaan itu terjawab  saat aku meminta surat keterangan sehat di puskesmas untuk persyaratan pendaftaran salah satu kampus. Saat itu aku baru saja lulus SMA. Sebuah pertanyaan terlontar dari bibir sang Dokter saat aku tak bisa membaca huruf dengan ukuran yang ia pilihkan dengan mata kananku tertutup. “Apa anda sering mengalami sakit kepala?” Tanya beliau“Iya dok.” Jawabku singkat. Kemudian sang Dokter pun menjelaskan bahwa mata kiriku cylinder dan beliau menyarankanku untuk mengenakan kacamata.
Aku tak terlalu ambil pusing dengan masalah cylinder itu.  Toh aku masih bisa melihat normal seperti biasa. Hanya mata kiriku yang cylinder . Itupun masih kecil. Aktivitas berjam-jam di depan laptop terus menjadi rutinitas. Sampai suatu saat, ada acara donor darah di kampus. Entah bagaimana awalnya, saat donor,  bapak yang bertugas mengecek persyaratan berbicara mengenai penyakit mata. Iseng-iseng aku tanya mengenai cylinder. Bapak itu menjelaskan tentang cylinder yang membuatku takut. Sejak kejadian itu, kebiasaan-kebiaasaan burukku sedikit demi sedikit mulai aku kurangi. Kebiasaan berlama-lama menatap monitor aku kurangi.  Begitu juga memandangi layar HP. Kebiasaan membaca sambil tiduran juga mulai aku kurangi, mencoba sedikit demi sedikit menghilangkan kebiasaan itu. Kalau udah menjadi kebiasaan memang sulit dihilangkan.


“At first you make habits but then habits make you”


Selain mengurangi kebiasaan buruk, akupun berusaha untuk menanggulangi penambahan cylindris di mataku. Caranya? Ya konsultasi ke dokter mata dan mau pake kacamata. Biasakan makan-makanan yang banyak vitamin A, buah, dan sayuran. 
Oh ya pengalaman pertamaku ke rumah sakit mata. Awalnya takut. Setelah masuk, biasa aja sih. Pertama melangkahkan kaki ke lobi, aku kaget. Kenapa banyak sekali pasien yang mengantri? Ini kan rumah sakit spesialis mata bukan rumah sakit umum. Aku bergegas mengambil nomor antrian dan mengisi formulir. Sambil menunggu dipanggil, iseng-iseng aku melihat ke sekeliling. Beberapa orang memakai kaca mata hitam. Ada juga yang salah satu matanya ditutup dengan benda yangaku tak tau namanya. Ada juga yang periksa karena matanya terkena kaca akibat kecelakaan bus. Ngeri euy.. memang harus bersyukur punya nikmat sehat.
Mata ini milik Allah. Tak hanya mata. Semua yang kita miliki adalah titipan Allah. Allah berhak mengambilnya kapan saja. Tapi mengapa aku takut kehilangan sesuatu yang Allah titipkan? Sejak saat itu, aku sadar. Semua yang aku miliki bukanlah milikku. Semua hanya barang pinjaman. Meminjam berarti bertanggungjawab untuk menjaga. Kalau kita meminjam tanpa menjaga barang yang kita pinjam bukankah akan membuat pemiliknya marah dan mengambilnya?  Aku berharap, aku bisa menjaga semua yang aku pinjam ini.  

“Kesehatan. Ketika aku memilikinya, aku tak merasa kalau aku memilikinya. Namun saat  kehilangannya, aku tersadar betapa berharganya kesehatan itu.”

You May Also Like

0 comments